Banyak hal yang dilakukan guna menangkal informasi hoak yang beredar di media massa khususnya social media. Salah satunya dengan menanamkan budaya literasi kepada pelajar. Satu dari banyak sekolah yang mulai menggerakan literasi adalah SMA PGRI Subang. Di sekolah yang berada di pusat kota Subang atau Jl. Otto Iskandar Dinata Subang itu membiasakan anak didiknya untuk membaca buku sebelum masuk kelas.
“Setiap hari mereka kumpul di lapangan. Setelah doa bersama, mereka membaca buku bersama. Karena sudah dibiasakan, anak-anak ini sudah menyiapkan sendiri atau sudah bawa buku,” kata Kepala SMA PGRI Subang Asep Kahlan Husen
Ada waktu sekitar 15 sampai 30 menit untuk siswa membaca buku. Bahkan tidak hanya siswa, guru pendidikpun ikut serta membaca buku. Selepas membaca, salah satu dari mereka kemudian mempresentasekan yang sudah dibaca di depan rekannya. “Jadi jangan cuma membaca, mereka harus ngerti dan bisa menyampaikan lagi ke yang lain,” kata Asep
Gerakan Literasi yang dilakukan setiap masuk kelas itu sudah berjalan lama. Menurut Asep, selain untuk menan
gkal hoax, dengan membaca buku pengetahuan anak-anak bertambah. “Pertama itu untuk menangkal hoax. Tapi begini, dengan membaca buku itu pengetahuan anak-anak semakin bertambah, wawasan mereka semakin luas,” imbuhnya.
Buku yang merek baca pun variatif, tergantung yang dibawa siswa. Sehingga, dengan, misalnya 10 murid membaca buku yang berbeda kemudian disampaikan lagi ke yang lain, satu siswa sudah mendapatkan pengetahuan dari 10 buku.
Ke depan, tidak hanya membaca, siswa dituntut untuk bisa menulis. Pihak sekolah, jelas Asep, akan memfasilitasi website untuk karya tulis anak-anak. “Kita akan siapkan ke sana. Meskipun, setiap bulan mereka ada tugas untuk menulis. Tapi nanti ke depan, kita buatkan website untuk karya mereka. Jadi, dari yang mereka baca, anak-anak harus bisa menyampaikan lagi ke yang lain dan bisa menuangkan dalam bentuk tulisannya,” pungkasnya
Data Sumber : tintahijau.com